29 Desember 2008

REFLEKSI AKHIR TAHUN

s

TUNGKAL-KU

Tahun 1429 Hijriah baru saja berlalu dan tidak berapa lama lagi tahun 2008 Masehi juga akan menyusul meninggalkan kita. Banyak kisah, cerita baik suka maupun duka yang silih berganti datang menyapa kita. Ada baiknya kita sejenak menengok kebelakang guna memperbaiki dan menyempurnakan langkah kita kedepan.

Tahun ini (2008), isu politik dan tingkah-polah para politisi masih dominan. Terutama, tentang banyaknya tokoh yang mencalonkan dan mengiklankan diri sebagai pemimpin negara, pemimpin daerah, maupun “wakil rakyat”. Juga, tentang tersangkutnya banyak politisi dalam kasus korupsi, perilaku tak bermoral sedemikian dominannya masih saja terjadi, membuat kita jijik dan malu sebagai bangsa Indonesia., sehingga isu tentang krisis global sekalipun tidak mampu mempengaruhinya.

Indonesia telah dianggap sebagai negara demokrasi di dunia. Presiden dan wakil presiden, gubernur, bupati dan walikota dipilih langsung. Tapi rangkaian pilkada itu memakan biaya sangat mahal. Belum lagi biaya yang dikeluarkan oleh para kandidat. Ironisnya, pilkada langsung itu tidak berefek langsung pada perbaikan kehidupan rakyat. Yang terjadi justru sebaliknya, lahirnya efek negatif, seperti polarisasi kelompok masyarakat dan merenggangnya interaksi sosial di antara masyarakat itu sendiri, dan di lain sisi muncul kelompok pragmatis yang korup bersama para pemimpin yang muncul dari hasil pilkada tersebut.

Rakyat Indonesia mulai merasa jenuh dengan proses demokrasi yang ada. Hal ini kemudian mendorong berkembangnya apatisme, ditandai dengan makin tingginya angka golput. Dari sejumlah pilkada di tahun 2008, ”dimenangi” oleh golput. Golput di pilkada Jawa Barat 33%, Jawa Tengah 44%, Sumatera Utara 43% dan pilkada Jatim putaran I sebesar 39,2% dan putaran II sekitar 46%. Angka golput pada sejumlah pilkada kabupaten/kota pun banyak yang berkisar antara 30 – 40% bahkan lebih, Pilkada Di Kabupaten Kerinci, Kota Jambi juga menunjukkan tigginya angka golput. Fenomena itu diperkirakan terus berlangsung pada Pemilu 2009 nanti.

Dan anehnya ketika pilkada usai, dibanyak daerah, tidak sedikit dari para calon yang tidak puas dengan hasil pilkada yang diikutinya yang kemudian berujung bentrok antar pendukung yang berlarut larut…

Inikah wajah demokrasi kita…?

Atau... mungkinkah mesin demokrasi kita sudah tidak efektif lagi mengantarkan kita pada kesejahteraan.... ?

Di alam demokrasi, citra politisi atau partai dianggap menentukan perolehan suara. Maka masa kampanye yang panjang, sekitar 9 bulan, pun betul-betul dimanfaatkan oleh para politisi dan parpol. Bermunculanlah iklan politik politisi dan partai. Layaknya iklan lainnya, keindahan iklan politik itu juga ”tak seindah warna aslinya”. Inilah make up politik. Partai Demokrat, mencitrakan kesuksesan pemerintahan SBY dengan menampilkan penurunan angka kemiskinan di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi 6%. Faktanya, harga BBM dinaikkan, harga-harga kebutuhan melambung, angka pengangguran terus meningkat, banyak industri UKM gulung tikar dan sejumlah industri besar terancam ambruk dan mem-PHK karyawannya. Kehidupan rakyat pun tetap atau bahkan makin sulit, hingga banyak dari rakyat rela mempertaruhkan nyawa hanya demi uang dua-tiga puluh ribu rupiah seperti dalam pembagian zakat saat Idul Fitri 1429 H yang lalu.

Seiring dengan besarnya keinginan partai politik untuk meraih dukungan, pragmatisme politik makin kuat terjadi. Hal ini tampak dari koalisi-koalisi yang dibentuk dalam pilkada dan gagasan atau wacana yang dilontarkan parpol. Pragmatisme politik membuat warna ideologi partai menjadi kabur. Untuk partai politik sekuler mungkin tidak menjadi masalah, tapi ternyata pragmatisme politik juga melanda parpol Islam.

Disisi lain, pengangguran dan kemiskinan menjadi problem sosial terberat sepanjang tahun 2008. Apalagi setelah badai krisis finansial global mulai melanda Indonesia. Diperkirakan angka pengangguran dan kemiskinan akan meningkat tajam. Cepat atau lambat ini akan berpengaruh pada aspek lain. Misalnya, peningkatan angka kriminalitas, gangguan kesehatan jiwa, peningkatan angka putus sekolah, malnutrisi dan sebagainya. Sebelumnya, Tim Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Tim P2E-LIPI) memperkirakan warga miskin tahun ini akan bertambah menjadi 41,7 juta orang (21,92%).

LIPI mengatakan lonjakan tersebut terutama diakibatkan kebijakan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah beberapa saat yang lalu sebesar 28,7%. Jadi jumlah penduduk miskin di Indonesia di tahun 2008 diperkirakan akan naik 4,5 juta orang dibandingkan tahun 2007. Kondisi penduduk miskin tahun 2007 mencapai 37,2 juta atau sekitar 16,58%, dengan garis kemiskinan Rp 166.697/orang/bulan. Dengan adanya kenaikan harga BBM, hingga bulan Desember 2008 diperkirakan kebutuhan hidup layak bagi tiap individu adalah sebesar Rp 195.000/orang/bulan.

Sementara angka pengangguran terus meningkat dari tahun ke tahun. Secara besaran, pada tahun 2008 ini, tercatat sebanyak 4,5 juta orang dari 9,4 juta orang yang termasuk pengangguran adalah lulusan SMA, SMK, program Diploma, dan Universitas. Artinya, separuh dari total angka pengangguran adalah pengangguran terdidik. Mereka ini sebetulnya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, namun tidak terserap oleh pasar kerja.

Saya sendiri heran dan bertanya-tanya, apa sih yang terjadi di negeri ini dan bangsa ini? Kalau dibilang negeri ini carut-marut dan mengalami krisis kepemimpinan, mengapa banyak tokoh yang kepingin memimpin atau tepatnya kepingin dipilih menjadi pemimpin? Kalau dibilang citra politisi dan legislatif sedemikian buruknya, mengapa orang masih berebut mencalonkan diri sebagai caleg, termasuk artis-artis? Kalau mereka semua itu bicara tentang kemiskinan rakyat, mengapa harta mereka yang berlimpah hanya untuk mengiklankan diri atau sekedar “investasi kedudukan”?

Di tahun ini, peringatan-peringatan seperti Hari Kemerdekaan, Hari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan; gaungnya-dan perhatian masyarakat terhadap maknanya-masih kalah dari misalnya peringatan Hari Valentine. Persoalan-persoalan mendasar seperti kemanusiaan, kebangsaan, kemiskinan dan keterbelakangan terdesak oleh isu-isu tentang Ahmadiyah dan “aliran sesat”, pornografi dan “jihad Fisabilillah"

Yang mengusik perhatian dan boleh jadi bahkan menggetarkan sanubari kita, adalah terus-menerusnya fenomena kekerasan dan kebencian, termasuk yang muncul dari mereka yang merasa dan mengaku umat Nabi Muhammad SAW. Nabi agung yang lembut, santun dan penuh kasih sayang. Namun saat ini kekerasan bukan lagi milik TNI ataupun Polri tapi sudah menjalar pada mahasiswa, dan bahkan ada yang melakukan tindak kekerasan dan “pembantaian dengan dalih jihad”.

Tahun ini Indonesia mengirimkan lebih dari 250 ribu utusannya ke tanah suci (ibadah Haji) untuk belajar tentang arti hidup yang sesungguhnya melalui ajaran para nabi, tentunya akan menjadi negeri suri teladan dunia. Sebab, sampai saat ini sudah jutaan orang yang digembleng dan kemudian pulang memberikan pencerahan kepada lingkungannya. Mereka ini tentu saja bukan hanya petani, tetapi juga saudagar, guru, seniman, budayawan, politisi hingga pejabat negara.

Kita berharap pada para pemimpin negeri, pemimpin ummat, dan para jemaah haji yang telah pulang dari ibadah hajinya dapat menularkan kedamian dan kesejukan kepada seluruh penduduk negeri ini. Hal ini sangat diperlukan karena tahun 2009 adalah tahun yang penuh tantangan. Memanasnya suhu politik menjelang dan pasca pemilu 9 April 2009 jika tidak disikapi dengan kepala dingin dan lapang dada maka akan menjadi sumber konflik di masyarakat. Belum lagi dampak Krisis global yang masih akan terasa di tahun 2009 semakin menuntut kita untuk tetap prihatin dan peduli dengan sesama…

Kita semua berharap dapat mengambil pelajaran dan mencoba memperabiki kekeliruan yang telah kita lakukan dan memperbaikinya di tahun 1430 H /2009 M yang akan datang….

SELAMAT TAHUN BARU 1430 H DAN TAHUN BARU 2009 M

SEMOGA SUKSES SELALU MENYERTAI KITA SEMUA

1 komentar:

  1. selamat tahun baru, semangat baru, harapan baru...

    BalasHapus

Terima Kasih atas Kunjungan Anda, jangan lupa isi komentarnya ya...


IKLAN ANDA

Cari